By:
Agus Yuliyanto
Tak
pernah terpikirkan sebelumnya di dalam kepala saya untuk menginjakkan kaki di
negeri tirai bambu. Sesuatu yang membuat senang yang saya rasakan adalah ketika
mendengar bahwa saya akan ditugaskan training ke Jepang oleh tempat saya
bekerja. Sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Mungkin kalau
saya pergi sendiri rasanya tidaklah mungkin. Untuk itu pertama-tama saya
mengucapkan puji syukur alhamdulillah kepada Alloh SWT dan terima kasih kepada
PT Indonesia
Chemi-con yang telah memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada saya.
NCC
atau Chemi-con group adalah sebuah perusahaan besar di dunia yang begerak di
bidang produksi komponen elektronik alumunium kapasitor. Salah satu perusahaannya
berada di Indonesia.
Pada bulan Juni 2005 saya mulai bekerja di sana. Sudah hampir 3 tahun saya mengabdikan tenaga
dan pikiran saya untuk PT indonesia
Chemi-con dan kemudian tahun 2008 saya mendapat kesempatan untuk training di
Jepang . PT Indonesia Chemi-con banyak sekali memunculkan ide-ide dalam
usahanya untuk lebih maju dan menghadapi persaingan global. Disamping itu juga
untuk meningkatkan mutu dan kualitas produknya. Serta meningkatkan skill dan
SDM para karyawannya. Salah satunya adalah pengiriman beberapa karyawan dari PT
Indonesia
Chemi-con ke kantor pusat Miyagi Chemi-con di daerah prefektur Miyagi di
Jepang. Hal tersebut sangat saya dukung. Dimana skill dan kemampuan saya yang
masih sangat kurang, kesempatan tersebut membuka peluang kepada karyawan yang dikirim
untuk mengembangkan kemampuan serta pengetahuannya. Dan sebagai penghargaan
kepada karyawan yang ditunjuk atas pengabdian dan kinerja yang dinilai baik
oleh pihak manajemen. Karena tidak dapat dipungkiri jika untuk mengetahui
segala sesuatu lebih baik kita belajar langsung kepada sumbernya. Maka dari itu
saya sangat beruntung telah diberi kesempatan ke jepang untuk lebih mendalami
kemampuan saya.
Tanggal
21 Januari 2008 malam jam 12.00 saya terbang dari bandara Internasional
Soekarno-Hatta. Sesuai dengan jadwal, saya tiba di bandara Internasional Narita
Jepang kira-kira jam 07.00 pagi. Saya dan 4orang teman saya dijemput oleh Mr.
Takemura. Mr. Takemura adalah pipinan di Chemi-con Indonesia yang kebetulan sedang
pulang kampung atau berlibur. Karena beliau sudah mengenal kami, maka kami juga
tidak canggung dengan beliau. Setibanya di Jepang saya begitu terkagum. Betapa hebatnya
negara Jepang. Yang selama ini saya lihat di TV, berita, dan orang-orang yang
pernah berkunjung ke Jepang ternyata bukan omong kosong saja. Orang jepang
adalah tipe manusia pekerja keras, tekun, disiplin dan teliti. Tak ayal mereka
bisa menata negeri mereka hingga seperti ini. Jalan-jalan, taman, gedung, rumah-rumah
dibangun dengan begitu penuh perhitungan. Bantaran sungai dan sungai-sungainya
pun masih terlihat bersih karena tidak ada satu bangunan liar pun yang berdiri
di atas sungai. Yang sangat membuat saya terkejut adalah saat saya tahu bahwa
rumah dan gedung disini dibangun dari kayu. Padahal dari luar terlihat seperti
bangunan dinding tembok yang kokoh. Karena dengan konstruksi seperti itu bangunan
akan tahan terhadap gempa yang kerap terjadi di Jepang. Sehingga rumah-rumah
dan gedung tidak mudah rusak ketika terjadi bencana gempa bumi.
Dari Narita
kami menuju stasiun Tokyo
dengan kereta cepat listrik. Di sepanjang perjalanan antara Narita-Tokyo tak
henti-hentinya saya terkagum akan keadaan Jepang. Lalu lintas begitu tertib. Di
setiap perlintasan kereta mobil berjajar teratur ketika kereta sedang melintas.
Sepeda motorpun tidak ada yang menerobos palang kereta. Memang pada saat itu
tidak terlihat sepeda motor karena masih musim dingin. Tidak ada macet disini, walaupun
banyak sekali yang menggunakan mobil. Rata-rata penduduk Jepang setiap keluarga
memiliki mobil. Dan bukan hal yang mewah
apabila dalam satu keluarga memiliki 2 atau 3 mobil.
Sesampainya
di stasiun Tokyo kami sambung naik kereta
shinkanzen untuk menuju kota
furukawa di prefektur Miyagi. Perjalanan dari Tokyo ke Miyagi kira-kira memakan waktu
kurang lebih 2 jam ketika saya melihat dari papan informasi elektronik di
stasiun. Shinkanzen adalah salah satu kereta listrik tercepat di dunia yang
kecepatannya bisa mencapai 300 kilometer/jam. Yang lebih hebat lagi sistem keamanannya
yang begitu canggih. Ada
teknologi auto drive ketika kereta sedang melaju sehingga kereta akan
mengurangi kecepatan secara otomatis ketika sedang melalui belokan atau hampir
sampai di stasiun terdekat. Dari berita di radio NHK Tokyo, dalam 40 tahun
terakhir sejak dioperasikan pertama kali belum ada satu kecelakaan pun yang
terjadi.
“Mamonaku,
Furukawa ni Tachimasu “, begitu kata-kata di dalam kereta yang dalam bahasa
Indonesia adalah “Sebentar lagi akan tiba di Furukawa”. Begitulah pengumuman
dalam bahasa Jepang diperdengarkan di dalam shinkanzen. Saya tahu artinya
karena setelah itu diucapkan juga dalam bahasa Inggris. Setiap sampai di
stasiun yang dilewati selalu ada pengumuman tersebut disamping juga ada papan
elektronik di dalam kereta pada setiap gerbongnya dan itu bukan manusia yang
melakukan melainkan robot. Orang yang baru pertama kali naik, saya rasa tidak
akan tersesat ataupun sangat kebingungan. Karena pengumuman atau informasi yang
diberikan sangat jelas.
Saya sudah
tiba di stasiun Furukawa. Saya lihat lagi di papan eletronik jadwal
keberangkatan dan kedatangan shinkanzen. Ternyata memang benar, perjalanannya ditempuh
dalam waktu 2 jam. Dari sini saya sudah
merasa bahwa bangsa jepang sangat menghargai waktu dan disiplin. Lalu saya
turun dari kereta berjalan melalui peron menuju tempat dimana Mr. Nagaura
menjemput saya. Kemudian saya langsung diajak ke kantor Chemi-con Miyagi yaitu
di daerah Tajiri.
Chemi-con
Miyagi begitu besar dan luas. Area parkir kendaraan lebih luas dari pabriknya
sendiri. Kami disambut baik oleh orang-orang disana. Kami juga dipertemukan
dengan Karyawan PT Indonesia Chemi-con yang sudah lebih dahulu berada disana. Setelah
beristirahat sambil menunggu jam pulang kantor dan berbincang beberapa saat kami
langsung diantarkan menuju ke apartemen di mana nanti kami akan tinggal.
Ternyata letaknya kurang lebih 1 kilometer dari stasiun Furukawa. Setelah
sampai di apartemen kami dipersilahkan istirahat supaya besok bisa langsung
bekerja.
Dari
apartemen pukul 07.00 waktu setempat kami berangkat. Setiap harinya kami
berjalan kaki menuju stasiun. Pulang dan pergi kami naik kereta untuk sampai di
tempat kerja. Di hari pertama mulai bekerja saya merasa bingung. Karena bekerja
di lingkungan yang baru dan semua serba asing memang butuh penyesuaian. Apalagi
kami juga masih tidak begitu paham bahasa jepang. Setiap orang yang kami temui di
tempat kerja mereka memberi salam kepada kami walapun kami tidak mengenalnya.
Begitu juga kepada sesame orang jepang. Baik atasan kepada bawahan begitu juga
bawahan kepada atasan.Di jeoang begitu ditekankan sapa dan salam. Bahkan sudah
menjadi kebiasaan di setiap tempat. Saya merasa orang-orang disini lebih santun
daripada orang-orang kita. Dan ini berbeda sekali dengan keadaan di PT Indonesia
Chemi-con yang sapa dan salam hanya berlaku dari bawahan kepada atasan saja. Dari
atasan kepada bawahan atau sesama rekan kerja sangat jarang, walapun masih ada
satu atau dua orang yang mengucapkan. Padahal apabila kita terbiasa mengucapkan
sapa dan salam hubungan kerja terasa lebih harmonis. Jarak antara atasan dan
bawahan hampir tidak terasa. Yang terasa bukan hubungan atasan dan bawahan
melainkan hubungan rekan kerja. Hubungan yang di landasi dengan prinsip saling
menghormati. Sehingga menambah keakraban di antara keduanya.
Hari
pertama bekerja saya masih belum tahu apa yang harus saya lakukan. Karena
memang dari PT Indonesia
Chemi-con tidak ada schedule yang jelas. Rencananya kami di sini untuk belajar
tetapi tidak ada point-point yang harus kami jadikan sebagai acuan tentu saja
kami merasa bingung. Dari pihak Miyagi Chemi-con juga tidak tahu harus
bagaimana. Akhirnya saya mengikuti schedule kerja sehari-hari yang ada dan
sedikit berusaha membuat schedule sendiri. Untuk ke depan lebih baiknya kalau
dari pihak PT Indonesia
Chemi-con meninjau dan menyusun schedule yang jelas untuk para karyawannya yang
akan dikirim. Sehingga pihak Miyagi Chemi-con tahu apa yang harus mereka
berikan kepada kami. Paara karyawan yang dikirim harus memiliki data skill map. Dan bisa membuat mana
point akan dipelajari semenjak dari awal sebelum berangkat. Karena waktu satu
tahun sangat kurang untuk mempelajari semuanya. Sehingga ketika di Jepang, akan
lebih mudah menjalankan karena sebelumnya sudah tersusun schedule pembelajaran.
Sistem
kerja disini sangat berbeda dengan sistem di Indonesia. Terutama yang menyangkut
dengan apa yang saya pelajari, yaitu tentang mesin produksi. Kemampuan para
teknisinya rata-rata sama. Hampir sedikit sekali perbedaan cara bekerja mereka,
mereka mengacu pada WMS (Work Main
sheet). WMS disini benar-benar disusun dengan rapi dan teratur dengan tujuan
memudahkan karywan baru untuk bekerja. Khusus untuk teknisi, semua bagian di
mesin terdapat WMS yang menjelaskan cara-caranya mulai dari pertama hingga
sampai yang terakhir. Contohnya cara adjust camera image sensor. Dari mulai setting
posisi sampai membuat area sensor. Semuanya tertulis dengan ringkas dan jelas.
Namun untuk kebersihan mesin mungkin Miyagi Chemi-con harus lebih ditingkatkan
lagi. Hal ini mungkin terjadi karena begitu seringnya mesin digunakan untuk
produksi dan hamper tidak pernah berhenti. Untuk grease up mesin juga, harus
lebih ditingkatkan lagi frekuensinya. Agar kelancaran mesin tetap terjaga dan
otomatis menekan biaya untuk pengeluaran spare part karena umur spare part bisa
lebih lama.
Untuk
operator, mungkin tidak banyak hal yang berbeda. Hanya dalam waktu bekerja
operator benar-benar serius. Dan juga operator sorting di sini diberikan waktu
untuk beristirahat sebentar(break time), yang saya pikir memang seharusnya
begitu. Karena operator sorting khusunya membutuhkan konsentrasi extra. Mereka
dituntut untuk menghasilkan barang yang bagus. Dan tentunya harus ditunjang
dengan stamina yang prima dan pikiran yang segar. Oleh karena itu mereka memang
seharusnya diberikan waktu sedikit untuk menyegarkan pikiran. Disini saya
memberikan masukan kepada PT Indonesia Chemi-con terutama pada saat shift
malam.Ada baiknya operator diberikan waktu break time sejenak untuk makan
makanan kecil dan minum.Ini tentunya mencegah para operator membawa makan secara
sembunyi-sembunyi pada saat bekerja.
Saya
berada di line CL mesin MVC. Disini ada mesin dari type pertama yaitu MVC 4110
sampai type terbaru MVC 4121. Terdapat perbedaan mencolok sekali dari teknologi
yang digunakan. Dari type yang pertama sampai yang paling baru terus dilakukan
pembenahan dan perbaikan di setiap bagiannya.
Sudah
hampir satu tahun saya disini. Dan sepanjang waktu itu saya gunakan untuk
mempelajari dan apa yang bisa saya lakukan setelah pulang nantinya. Mencoba
membandingkan mana kira-kira yang bisa dan baik di terapkan di PT Indonesia
Chemi-con. Karena belum tentu sistem disini cocok diterapkan di Indonesia oleh
sebab berbagai hal.
Apa
yang saya dapatkan disini memang sangat berharga. Dahulu sebelum dikirim untuk
belajar disini, kami mengetahui seluk-beluk mesin yang menjadi keahlian kami
hanya sebatas itu-itu saja atau dari kebiasaan/ autodidak. Disini kami
benar-benar tahu, langkah-langkah dan point-point nya. Contohnya, di Indonesia
saya belum tahu kalau ada jig centre table A dan table B. Disini saya bisa
mengetahui, mempelajarinya dan mempraktikaknnya secara langsung. Dan kedepannya
saya akan menerapkannya di PT Indonesia Chemi-con. Dimana sejak dari pertama
mesin datang sampai sekarang mungkin posisi table A dan table B berubah. Oleh
sebab itu saya akan berbagi ilmu dengan para rekan-rekan di sana.
Waktu
yang singkat ini sebentar lagi selesai. Kami akan pulang pada tanggal 17
Desember 2008. Saya sangat senang bisa belajar disini. Bekerja dengan
orang-orang Jepang merupakan suatu pengalaman yang tak ternilai harganya. Kita
bisa mencontoh cara kerja mereka, bekerja sama dalam tim, kehidupan sosial
mereka, cara mereka memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Saya berharap
karyawan yang sudah dikirim ke jepang suatu saat nanti bisa kembali lagi. Sehingga
kami bisa meng update pengetahuan dan kemampuan kami. Saya ucapakan terima
kasih untuk Miyagi Chemi-con dan orang-orang yang telah membantu saya dan
memberi pengarahan kepada saya. Maju terus Miyagi Chemi-con dan Maju terus PT
Indonesia Chemi-con. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih.