Total Pageviews

Wednesday, April 17, 2013

Eksistensi Kebudayaan Leluhur di Zaman Modern




Leluhur bangsa Indonesia dikatahui melalui sebuah penelitian berasal dari bangsa yang bermigrasi ke asia tenggara. Berbagai pendapat diungkapkan oleh para ahli seperti Prof.Dr.H.Kern Menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia .Hal ini didukung dengan bukti bukti penggunaan bahasa. Bahasa-bahasa yang dipergunakan di   Indonesia, Polynesia, Melanesia berasal dari satu akar  bahasa yang sama yaitu bahasa Austronesia, penelitian Kern ini terutama ditujukan pada kesamaan nama-nama binatang dan alat perang.  Kemudian pendapat Prof.Dr.Kroom, asal-usul bangsa Indonesia adalah dari Asia Tengah, pendapat ini didasarkan pada bukti bahwa didaerah Cina tengah banyak terdapat sungai-sungai yang besar yang menjadi sumber kehidupan manusia.Dari sini mereka menyebar ke Indonesia pada sekitar tahun 2000 SM sampai tahun 1500 SM. Ada juga pendapat dari Hogen. Bangsa yang mendiami daerah pessisir Melayu berasal dari Sumatera. Bangsa ini bercampur  dengan bangsa Mongol kemudian disebut sebagai bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu.
Kebudayaan dan kebiasaan hidup para leluhur masa itu banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu. Yaitu kebudayaan yang pertama kali masuk ke Indonesia. Dahulunya masyarakat leluhur menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Lambat laun kebudayaan bangsa leluhur seiring waktu berjalan berasimilasi dengan kebudayaan baru.

Semakin maju jaman maka semakin mudah pula arus informasi yang didapat oleh masyarakat. Hal ini juga mempengaruhi budaya manusia jaman modern dalam melakukan adat budaya para leluhur. Budaya para leluhur yang sampai sekarang masih ada adalah budaya gotong royong. Di desa-desa, pelosok, kampong-kampung kebiasaan gotong royong ini masih lestari. Namun di daerah perkotaan kebiasaan ini lama kelamaan mulai ditinggalkan Kehidupan kota memang begitu mudah menerima kebudayaan dari luar yang masuk. Rasa kebersamaan orang-orang kota sudah mulai hilang. Andaikan masih ada mungkin hanyalah orang-orang yang kenal dekat atau merasa berasal dari satu daerah saja.

Jika di lihat dan diamati mengapa kebudayaan leluhur sudah mulai ditinggalkan? Hal ini didasar oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Contoh nyata kebudayaan yang sudah lama mulai ditinggalkan adalah kebudayaan bersih desa, di kampung di daerah perkotaan kebudayaan ini sudah tidak ada. Bahkan hanya sekedar kerja bakti membersihkan lingkungan sendiri pun sudah mulai jarang ditemui. Padahal kebiasaan ini sangat baik pengaruhnya untuk lingkungan sekitar dan pergaulan sosial.

Dari berbagai segi, jika dimaknai secara mendalam banyak sekali manfaat yang didapat dari adat budaya yang ditinggalkan oleh para leluhur. Namun manusia sekarang jarang menyadari dikarenakan gaya hidup manusia modern yang cenderung mudah menerima kebudayaan luar tanpa memilah-milah. Lalu sampai kapan kebudayaan leluhur yang dahulu akan terus terjaga? Andaikan tidak ada lagi yang peduli maka lama kelamaan kebudayaan itu akan hilang tergerus oleh modernisasi jaman.

PENGALAMAN PERTAMA BERKUNJUNG KE JEPANG



By: Agus Yuliyanto


Tak pernah terpikirkan sebelumnya di dalam kepala saya untuk menginjakkan kaki di negeri tirai bambu. Sesuatu yang membuat senang yang saya rasakan adalah ketika mendengar bahwa saya akan ditugaskan training ke Jepang oleh tempat saya bekerja. Sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Mungkin kalau saya pergi sendiri rasanya tidaklah mungkin. Untuk itu pertama-tama saya mengucapkan puji syukur alhamdulillah kepada Alloh SWT dan terima kasih kepada PT Indonesia Chemi-con yang telah memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada saya.
NCC atau Chemi-con group adalah sebuah perusahaan besar di dunia yang begerak di bidang produksi komponen elektronik alumunium kapasitor. Salah satu perusahaannya berada di Indonesia. Pada bulan Juni 2005 saya mulai bekerja di sana. Sudah hampir 3 tahun saya mengabdikan tenaga dan pikiran saya untuk PT indonesia Chemi-con dan kemudian tahun 2008 saya mendapat kesempatan untuk training di Jepang . PT Indonesia Chemi-con banyak sekali memunculkan ide-ide dalam usahanya untuk lebih maju dan menghadapi persaingan global. Disamping itu juga untuk meningkatkan mutu dan kualitas produknya. Serta meningkatkan skill dan SDM para karyawannya. Salah satunya adalah pengiriman beberapa karyawan dari PT Indonesia Chemi-con ke kantor pusat Miyagi Chemi-con di daerah prefektur Miyagi di Jepang. Hal tersebut sangat saya dukung. Dimana skill dan kemampuan saya yang masih sangat kurang, kesempatan tersebut membuka peluang kepada karyawan yang dikirim untuk mengembangkan kemampuan serta pengetahuannya. Dan sebagai penghargaan kepada karyawan yang ditunjuk atas pengabdian dan kinerja yang dinilai baik oleh pihak manajemen. Karena tidak dapat dipungkiri jika untuk mengetahui segala sesuatu lebih baik kita belajar langsung kepada sumbernya. Maka dari itu saya sangat beruntung telah diberi kesempatan ke jepang untuk lebih mendalami kemampuan saya.


Tanggal 21 Januari 2008 malam jam 12.00 saya terbang dari bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sesuai dengan jadwal, saya tiba di bandara Internasional Narita Jepang kira-kira jam 07.00 pagi. Saya dan 4orang teman saya dijemput oleh Mr. Takemura. Mr. Takemura adalah pipinan di Chemi-con Indonesia yang kebetulan sedang pulang kampung atau berlibur. Karena beliau sudah mengenal kami, maka kami juga tidak canggung dengan beliau. Setibanya di Jepang saya begitu terkagum. Betapa hebatnya negara Jepang. Yang selama ini saya lihat di TV, berita, dan orang-orang yang pernah berkunjung ke Jepang ternyata bukan omong kosong saja. Orang jepang adalah tipe manusia pekerja keras, tekun, disiplin dan teliti. Tak ayal mereka bisa menata negeri mereka hingga seperti ini. Jalan-jalan, taman, gedung, rumah-rumah dibangun dengan begitu penuh perhitungan. Bantaran sungai dan sungai-sungainya pun masih terlihat bersih karena tidak ada satu bangunan liar pun yang berdiri di atas sungai. Yang sangat membuat saya terkejut adalah saat saya tahu bahwa rumah dan gedung disini dibangun dari kayu. Padahal dari luar terlihat seperti bangunan dinding tembok yang kokoh. Karena dengan konstruksi seperti itu bangunan akan tahan terhadap gempa yang kerap terjadi di Jepang. Sehingga rumah-rumah dan gedung tidak mudah rusak ketika terjadi bencana gempa bumi.
Dari Narita kami menuju stasiun Tokyo dengan kereta cepat listrik. Di sepanjang perjalanan antara Narita-Tokyo tak henti-hentinya saya terkagum akan keadaan Jepang. Lalu lintas begitu tertib. Di setiap perlintasan kereta mobil berjajar teratur ketika kereta sedang melintas. Sepeda motorpun tidak ada yang menerobos palang kereta. Memang pada saat itu tidak terlihat sepeda motor karena masih musim dingin. Tidak ada macet disini, walaupun banyak sekali yang menggunakan mobil. Rata-rata penduduk Jepang setiap keluarga memiliki  mobil. Dan bukan hal yang mewah apabila dalam satu keluarga memiliki 2 atau 3 mobil. 


Sesampainya di stasiun Tokyo kami sambung naik kereta shinkanzen untuk menuju kota furukawa di prefektur Miyagi. Perjalanan dari Tokyo ke Miyagi kira-kira memakan waktu kurang lebih 2 jam ketika saya melihat dari papan informasi elektronik di stasiun. Shinkanzen adalah salah satu kereta listrik tercepat di dunia yang kecepatannya bisa mencapai 300 kilometer/jam. Yang lebih hebat lagi sistem keamanannya yang begitu canggih. Ada teknologi auto drive ketika kereta sedang melaju sehingga kereta akan mengurangi kecepatan secara otomatis ketika sedang melalui belokan atau hampir sampai di stasiun terdekat. Dari berita di radio NHK Tokyo, dalam 40 tahun terakhir sejak dioperasikan pertama kali belum ada satu kecelakaan pun yang terjadi.
“Mamonaku, Furukawa ni Tachimasu “, begitu kata-kata di dalam kereta yang dalam bahasa Indonesia adalah “Sebentar lagi akan tiba di Furukawa”. Begitulah pengumuman dalam bahasa Jepang diperdengarkan di dalam shinkanzen. Saya tahu artinya karena setelah itu diucapkan juga dalam bahasa Inggris. Setiap sampai di stasiun yang dilewati selalu ada pengumuman tersebut disamping juga ada papan elektronik di dalam kereta pada setiap gerbongnya dan itu bukan manusia yang melakukan melainkan robot. Orang yang baru pertama kali naik, saya rasa tidak akan tersesat ataupun sangat kebingungan. Karena pengumuman atau informasi yang diberikan sangat jelas.
Saya sudah tiba di stasiun Furukawa. Saya lihat lagi di papan eletronik jadwal keberangkatan dan kedatangan shinkanzen. Ternyata memang benar, perjalanannya ditempuh dalam  waktu 2 jam. Dari sini saya sudah merasa bahwa bangsa jepang sangat menghargai waktu dan disiplin. Lalu saya turun dari kereta berjalan melalui peron menuju tempat dimana Mr. Nagaura menjemput saya. Kemudian saya langsung diajak ke kantor Chemi-con Miyagi yaitu di daerah Tajiri.
Chemi-con Miyagi begitu besar dan luas. Area parkir kendaraan lebih luas dari pabriknya sendiri. Kami disambut baik oleh orang-orang disana. Kami juga dipertemukan dengan Karyawan PT Indonesia Chemi-con yang sudah lebih dahulu berada disana. Setelah beristirahat sambil menunggu jam pulang kantor dan berbincang beberapa saat kami langsung diantarkan menuju ke apartemen di mana nanti kami akan tinggal. Ternyata letaknya kurang lebih 1 kilometer dari stasiun Furukawa. Setelah sampai di apartemen kami dipersilahkan istirahat supaya besok bisa langsung bekerja.
Dari apartemen pukul 07.00 waktu setempat kami berangkat. Setiap harinya kami berjalan kaki menuju stasiun. Pulang dan pergi kami naik kereta untuk sampai di tempat kerja. Di hari pertama mulai bekerja saya merasa bingung. Karena bekerja di lingkungan yang baru dan semua serba asing memang butuh penyesuaian. Apalagi kami juga masih tidak begitu paham bahasa jepang. Setiap orang yang kami temui di tempat kerja mereka memberi salam kepada kami walapun kami tidak mengenalnya. Begitu juga kepada sesame orang jepang. Baik atasan kepada bawahan begitu juga bawahan kepada atasan.Di jeoang begitu ditekankan sapa dan salam. Bahkan sudah menjadi kebiasaan di setiap tempat. Saya merasa orang-orang disini lebih santun daripada orang-orang kita. Dan ini berbeda sekali dengan keadaan di PT Indonesia Chemi-con yang sapa dan salam hanya berlaku dari bawahan kepada atasan saja. Dari atasan kepada bawahan atau sesama rekan kerja sangat jarang, walapun masih ada satu atau dua orang yang mengucapkan. Padahal apabila kita terbiasa mengucapkan sapa dan salam hubungan kerja terasa lebih harmonis. Jarak antara atasan dan bawahan hampir tidak terasa. Yang terasa bukan hubungan atasan dan bawahan melainkan hubungan rekan kerja. Hubungan yang di landasi dengan prinsip saling menghormati. Sehingga menambah keakraban di antara keduanya.
Hari pertama bekerja saya masih belum tahu apa yang harus saya lakukan. Karena memang dari PT Indonesia Chemi-con tidak ada schedule yang jelas. Rencananya kami di sini untuk belajar tetapi tidak ada point-point yang harus kami jadikan sebagai acuan tentu saja kami merasa bingung. Dari pihak Miyagi Chemi-con juga tidak tahu harus bagaimana. Akhirnya saya mengikuti schedule kerja sehari-hari yang ada dan sedikit berusaha membuat schedule sendiri. Untuk ke depan lebih baiknya kalau dari pihak PT Indonesia Chemi-con meninjau dan menyusun schedule yang jelas untuk para karyawannya yang akan dikirim. Sehingga pihak Miyagi Chemi-con tahu apa yang harus mereka berikan kepada kami. Paara karyawan yang dikirim harus  memiliki data skill map. Dan bisa membuat mana point akan dipelajari semenjak dari awal sebelum berangkat. Karena waktu satu tahun sangat kurang untuk mempelajari semuanya. Sehingga ketika di Jepang, akan lebih mudah menjalankan karena sebelumnya sudah tersusun schedule pembelajaran.
Sistem kerja disini sangat berbeda dengan sistem di Indonesia. Terutama yang menyangkut dengan apa yang saya pelajari, yaitu tentang mesin produksi. Kemampuan para teknisinya rata-rata sama. Hampir sedikit sekali perbedaan cara bekerja mereka, mereka  mengacu pada WMS (Work Main sheet). WMS disini benar-benar disusun dengan rapi dan teratur dengan tujuan memudahkan karywan baru untuk bekerja. Khusus untuk teknisi, semua bagian di mesin terdapat WMS yang menjelaskan cara-caranya mulai dari pertama hingga sampai yang terakhir. Contohnya cara adjust camera image sensor. Dari mulai setting posisi sampai membuat area sensor. Semuanya tertulis dengan ringkas dan jelas. Namun untuk kebersihan mesin mungkin Miyagi Chemi-con harus lebih ditingkatkan lagi. Hal ini mungkin terjadi karena begitu seringnya mesin digunakan untuk produksi dan hamper tidak pernah berhenti. Untuk grease up mesin juga, harus lebih ditingkatkan lagi frekuensinya. Agar kelancaran mesin tetap terjaga dan otomatis menekan biaya untuk pengeluaran spare part karena umur spare part bisa lebih lama.
Untuk operator, mungkin tidak banyak hal yang berbeda. Hanya dalam waktu bekerja operator benar-benar serius. Dan juga operator sorting di sini diberikan waktu untuk beristirahat sebentar(break time), yang saya pikir memang seharusnya begitu. Karena operator sorting khusunya membutuhkan konsentrasi extra. Mereka dituntut untuk menghasilkan barang yang bagus. Dan tentunya harus ditunjang dengan stamina yang prima dan pikiran yang segar. Oleh karena itu mereka memang seharusnya diberikan waktu sedikit untuk menyegarkan pikiran. Disini saya memberikan masukan kepada PT Indonesia Chemi-con terutama pada saat shift malam.Ada baiknya operator diberikan waktu break time sejenak untuk makan makanan kecil dan minum.Ini tentunya mencegah para operator membawa makan secara sembunyi-sembunyi pada saat bekerja.
Saya berada di line CL mesin MVC. Disini ada mesin dari type pertama yaitu MVC 4110 sampai type terbaru MVC 4121. Terdapat perbedaan mencolok sekali dari teknologi yang digunakan. Dari type yang pertama sampai yang paling baru terus dilakukan pembenahan dan perbaikan di setiap bagiannya.
Sudah hampir satu tahun saya disini. Dan sepanjang waktu itu saya gunakan untuk mempelajari dan apa yang bisa saya lakukan setelah pulang nantinya. Mencoba membandingkan mana kira-kira yang bisa dan baik di terapkan di PT Indonesia Chemi-con. Karena belum tentu sistem disini cocok diterapkan di Indonesia oleh sebab berbagai hal.
Apa yang saya dapatkan disini memang sangat berharga. Dahulu sebelum dikirim untuk belajar disini, kami mengetahui seluk-beluk mesin yang menjadi keahlian kami hanya sebatas itu-itu saja atau dari kebiasaan/ autodidak. Disini kami benar-benar tahu, langkah-langkah dan point-point nya. Contohnya, di Indonesia saya belum tahu kalau ada jig centre table A dan table B. Disini saya bisa mengetahui, mempelajarinya dan mempraktikaknnya secara langsung. Dan kedepannya saya akan menerapkannya di PT Indonesia Chemi-con. Dimana sejak dari pertama mesin datang sampai sekarang mungkin posisi table A dan table B berubah. Oleh sebab itu saya akan berbagi ilmu dengan para rekan-rekan di sana.
Waktu yang singkat ini sebentar lagi selesai. Kami akan pulang pada tanggal 17 Desember 2008. Saya sangat senang bisa belajar disini. Bekerja dengan orang-orang Jepang merupakan suatu pengalaman yang tak ternilai harganya. Kita bisa mencontoh cara kerja mereka, bekerja sama dalam tim, kehidupan sosial mereka, cara mereka memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Saya berharap karyawan yang sudah dikirim ke jepang suatu saat nanti bisa kembali lagi. Sehingga kami bisa meng update pengetahuan dan kemampuan kami. Saya ucapakan terima kasih untuk Miyagi Chemi-con dan orang-orang yang telah membantu saya dan memberi pengarahan kepada saya. Maju terus Miyagi Chemi-con dan Maju terus PT Indonesia Chemi-con. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih.

Friday, April 5, 2013

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Keusastraan


A. Pendekatan Kesusastraan
Dalam kesenian sastra terkandung nilai nilai kebudayaan. Tata cara kehidupan, upacara adat, cerita rakyat banyak yang di tuangkan dalah seni sastra seperti fable, mitos, dongeng, legenda dan lain sebagainya. Ilmu Budaya Dasar berkaitan dengan budaya yang ada dalam keseharian dan budaya bangsa. Ada istilah Humanities yang berasal dari bahasa latin yaitu, manusiawi, berbudaya, dan halus. Hal ini tentunya sangat baik jika kita pelajar, karna kita akan mendapatkan ciri dari manusia yang baik dalam bermasyarakat. Istilah Humanities berkaitan dengan cabang-cabang ilmu lainnya seperti filsafat, teologi, seni, dan cabang-cabangnya termasuk satra, sejarah, cerita rakyat, dsb. Dari semua itu intinya adalah mempelajari masalah manusia dan kebudayaan. Contohnya saja dalam bidang kesenian, seni adalah suatu ekspresi dari jiwa manusia. Segala kebebasan hasil karya dari manusia bebas dituangkan dalam ekspresi seni. Seni lebih berbicara banyak dalam kebudayaan, bahkan budaya dapat menggambarkan ciri dari suatu bangsa yang bermartabat.

B. Budaya Yang Dihubungkan Dengan Prosa
Prosa adalah cerita rekaan dan diartikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran,lakuan,peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Prosa berbentuk bahasa yang terurai tidak terikat oleh rima, ritma, jumlah baris dan sebagainya Dalam kesusastraan kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
Adapun unsur-unsur instrik dalam prosa:
  1. Tema adalah tentang apa prosa tersebut berbicara
  2. Amanat atau pesan yaitu nasehat yang hendak disampaikan kepada pembaca
  3. Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk cerita
  4. Perwatakan atau karakteristik atau penokohan adalah cara-cara pengarang menggambarkan watak pelaku
  5. Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan diri
  6. Sudut pandang orang pertama adalah pengarang sebagai pelaku
  7. Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang tidak menjadi pelaku
  8. Latar atau seting adalah gambaran atau keterangan mengenai tempat, waktu, situasi atau suasana berlangsungnya peristiwa
  9. Gaya bahasa adalah corak pemakaian bahasa
C. Nilai-Nilai Dalam Prosa Fiksi
Sastra adalah karya seperti layaknya, Cerpen, Puisi, lukisan, patung, Musik, Seni peran, dan apa saja yang merupakan hasil dari proses penciptaan. Sastra adalah sebuah karya yang diawali dengan kejujuran, diisi dengan kesungguhan hati dan diakhiri dengan kerelaan. Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreasifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari kebebasan berekspresi, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat suatu medium, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Seni merupakan suatu kebebasan. Sastra merupakan apresiasi, interpretasi dan analisis, sehingga dunia rekaan di dalam sastra jelas kaitannya dengan seluruh aspek kehidupan Peranan sastra memang memiliki potensi yang hebat untuk menghibur. Dan karenanya sebagai barang komoditi nilainya tinggi. Sebuah karya sastra dapat meledak, mengalami ulang cetak setiap tahun. Namun sastra tidak hanya untuk media hiburan, masih banyak peranan sastra yang lebih penting.

D. Budaya Dalam Puisi
Puisi adalah sesuatu yang kita kenal dengan rangkain kata-kata indah yang penuh makna didalamnya, apalagi jika kita benar-benar meresapi dalam membacanya. Puisi termasuk dalam seni sastra, sedangkan sastra merupakan bagian dari kesenian, dan kesenian itu sendiri merupakan bagian dari kebudayaan. Puisi adalah suatu rangkain kata-kata yang membentuk beberapa kalimat yang penuh dengan makna hidup,alam,bahkan di ekspresikan oleh sang penyair dalam bentuk tulisan maupun ekspresi dari puisi yag dibacakan . Didalam IBD kita menemukan penyajian puisi yaitu :
1.      Adanya hubungan dalam pembuatan puisi dengan pengalaman hidup manusia
2.      Adanya suatu rasa insaf/sebuah kesadaran seseorang dari suatu kejadian
3.      Puisi dan Keinsyafan sosial



Manusia Dan Kebudayaan


Manusia Dan Kebudayaan

Manusia merupakan makhluk hidup yang memiliki berbagai macam sudut pandang untuk mendefinisikannya pandang yang dapat dijadikan acuan untuk membagi unsur-unsur yang membangun manusia dan jika dilihat dari salah satu sudut pandangnya, unsur-unsur pembangun manusia antara lain  Jasad, Hayat, Ruh, Nafas.

Hakekat Manusia adalah makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Merupakan Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial. Dan yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
Salah satu keunikan manusia adalah makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya. Selanjutnya  manusia bias dipahami sebagai Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati. Di dalam kehidupan keeradaan manusia adalah suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas. Manusia hanya dapat menjadi makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat. Dalam lingkukangn kehidupan manusia merupakan Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri. Manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat berinteraksi dan bertahan hidup. Hal tersebut benar – benar dianut oleh masyarakat pada bangsa timur terutama Indonesia. Rasa kebersamaan yang kuat bisa dibilang sebagai kepribadian bangsa. Segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Di Indonesia banyak sekali kebudayaan dan kepribadianyang ada, karena seperti yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak sekali suku sehingga dengan sudah sangat pasti kebudayaannya pun berbeda. Sistem ideologi yang ada biasanya meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan hukum yang berfungsi sebagai pengarahan dan pengikat perilaku manusia atau masyarakat agar sesuai dengan kepribadian bangsa yang sopan, santun, ramah, dan tidak melakukan hal – hal yang dapat mencoreng kepribadian bangsa. Sistem sosial meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam masyarakat. Sistem teknologi meliputi segala perhatian serta penggunaanya, sesuai dengan nilai budaya yang berlaku. Pada saat unsur-unsur masing-masing kebudayaan saling menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut.  Pada dasarnya masyarakat daerah timur dengan contoh Indonesia, sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada di Indonesia.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
  1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
    • alat-alat teknologi
    • sistem ekonomi
    • keluarga
    • kekuasaan politik
  2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
    • sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
    • organisasi ekonomi
    • alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
    • organisasi kekuatan (politik)
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
  • Gagasan (Wujud ideal) : Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  • Aktivitas (tindakan) : Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
  • Artefak (karya) : Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Orientasi nilai budaya yang berkembang saat ini di masyarakat adalah mengarah ke kebebasan. Kebebasan berekspresi ataupun berpendapat, kebebasan bertuturkata, kebebasan bertingkah laku dan sebagainya. Bila di lihat dari akar budaya timur, tentunya ini tidak sejalan. Artinya orientasi budaya yang berkembang di masyarakat kita adalah menuju ke orientasi budaya barat. Ini tak lepas dari gempuran budaya barat yang makin merasuki kehidupan kita pada era modern ini. Dan juga mudahnya untuk mengakses informasi mennanamkan orientasi budaya yang baru pada masyarakat generasi muda kita.
Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing. Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan. Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.

Manusia dan kebudayaan adalah 2 hal yang tidak bias dipisahkan. Dalam kehidupan manusia pasti akan ada kebudayaan yang menjadi system untuk mengatur kehidupan mereka atau menjadi kebiasaan yang dilakukannya. Sebuah bangsa menjadi maju atau tidaknya dinilai dari hasil keudayaannya. Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.