Total Pageviews

Tuesday, May 31, 2011

ARAH POLITIK INDONESIA

Di Iran, politik dan agama menyatu, keduanya bangkit karena sistim monarki yang dijalankan oleh Shah Mohammad Reza Pahlevi selalu pro barat dan sangat bergantung pada barat sehingga berbenturan dengan kekuatan-kekuatan pembangkangan dalam negeri terutama kelompok agama
Revolusi Iran memiliki keunikan-keunikan tersendiri dan mengejutkan masyarakat dunia, tidak seperti berbagai revolusi di dunia, revolusi Iran menghasilkan perubahan yang sangat besar dengan kecepatan tinggi. Kebiasaan dan kebijakan Amerika Serikat untuk menjatuhkan pemimpin negara-negara lain yang tidak disukainya, kini giliran pemimpin Iran, presiden yang terpilih kembali Mahmud Ahmadinejad jadi sasaran tembak. Namun Ayatullah Khameini, pemimpin agama dan politik tertinggi Iran menghadang hegemoni barat
Ahmdinejad adalah satu-satunya pemimpin di timur tengah yang dengan lantang memperjuangkan kedaulatan bangsanya dan menolak hegemoni barat terutama amerika, Ahmadinejad juga tak gentar dengan resolusi Dewan Keamanan PBB yang dimotori Amerika serikat menyangkut pengembangan teknologi nuklir Iran. Ia menegaskan, pengembangan teknologi nuklir merupakan hak negaranya yang tidak bisa disangkal oleh siapapun termasuk Dewan Keamanan PBB.
Kalau teknologi nuklir itu berbahaya mengapa mereka memilikinya, sementara kalau teknologi nuklir bermanfaat bagi manusia mengapa kami tidak boleh memilikinya” tegasnya.
Sebagai warga Negara Indonesia mungkin kita tidak percaya kalau seorang calon presiden yang hanya bermodalkan kesederahaan dan kesahajaan bisa memenangkan pemilihan presiden dan hal itu terjadi di Negara Republik Islam Iran pada tahun 2005. Beliau mengalahkan tokoh –tokoh politik dan ulama terkenal yang memilki dana yang sangat besar
Pada saat menjabat sebagai Walikota Teheran, ia setia mengendarai sendiri mobilnya yang tidak mewah. beliau sendiri tidak segan-segan memberishkan saluran air didepan rumahnya sendiri bahkan beliau menyumbangkan karpet merah istana disebuah Mesjid. Namun bagaimana dengan sistim perpolitikan di Indonesia bersama pemimpin-pemimpinnya, sistim politik kita yang cenderung sekuler masih berorientasi pada materialistic semata, bagaiamana caranya supaya bisa mendapatkan jatah kursi di cabinet, sementara untuk menjadi capres saja harus mengeluarkan uang yang miliyaran rupiah, apakah dia seorang yang memahami agama atau tidak yang penting duitnya banyak.
Hal ini sangat kontras dengan persyaratan untuk menjadi capres di Negara Iran yang haruslah seorang yang fakih (orang yang benar-benar mengerti agama) maka jangan heran di Negara tersebut tidak ada korupsi, tidak ada penyelewengan jabatan berani membela yang benar bahkan dengan Amerika sekalipun, karena hanya pemimpin yang mengerti agama yang hanya takut pada Allah, dia tidak takut kehilangan jabatanya hanya karena membela yang benar, tipe pemimpin seperti ini selalu mencurahkan segala potensinya untuk kesejahteraan bangsanya
sebagai Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sebenarnya masyarakat Indonesia dan Iran mempunyai tautan bathin dan emosional yang kuat. Ini ditunjukkn misalnya, begitu antusiasnya rakyat Indonesia menyambut presiden Iran Mahmoed Ahmadinejad saat berkunjung ke Jakarta beberapa waktu lalu, suatu pemandangan yang kontras terjadi saat mantan presiden AS George Bush menginjakkan kakinya di Indonesia yang disambut dengan demonstrasi yang mengecamnnya,hal ini mencerminkan harapan masyarakat Indonesia agar pemimpin Indonesia bisa meniru jejak langkah Ahmadinejad yang pada awal kekuasaannya beliau mengeluarkan statemen yang menghentakkan dunia dimana ia menyerukan agar Israil dihapuskan dari peta dunia. Kecamannya terhadap Israil dan dunia barat tidak berhenti sampai disitu. Menurutnya , peristiwa pembantaian kaum yahudi oleh nazi pada masa perang dunia II atau Holocoust tidak lebih dari mitos belaka yang diciptakan oleh barat. Tujuannya sebagai pembenaran berdirinya Negara yahudi di jantung dunia islam
Keberanian untuk melawan intervensi asing inilah yang tidak ada dalam mentalitas pemimpin Indonesia, pemimpin kita selalu tunduk kepada hegemoni barat, menghadapi Negara Malaysia atas klaim budaya kita saja kita tidak berdaya. Seharusnya hal ini menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju dan mandiri
Apa mungkin ya? Negara kita menjadi Negara maju seperti halnya Negara Iran.
Apa mungkin ya? di Negara kita akan lahir orang seperti Ahmadinejad dan seandainya ada capres yang seperti ahmadinejad pasti menang,sebab orang miskin lebih banyak dari pada orang kaya.
Tulisan ini di kutip dari majalah EXPAND

No comments:

Post a Comment